Jadi, Anda punya bisnis sampingan yang kian lama kian membesar keuntungannya, omzetnya, kian mapan dan Anda berencana untuk melakukan ekspansi. Atau, Anda punya passion yang ingin Anda tekuni sehingga passion Anda bisa menopang kehidupan Anda. Anda ingin berkonsentrasi penuh ke bisnis/passion Anda, dan ingin resign (berhenti bekerja) dari pekerjaan kantoran/rutin.
Berpindah profesi dari pekerja kantoran/rutin menjadi seorang pebisnis/freelancer tentu saja berarti perbedaan keuangan. Sebagai karyawan Anda akan menerima gaji rutin dan tunjangan serta fasilitas. Ketika menjadi pebisnis/freelancer, keuangan menjadi tidak pasti. Penghasilan tidak tetap jumlahnya, bisa naik dan bisa turun, dan tidak tetap waktu penerimaannya, namun pengeluaran tetap ada setiap bulannya. Biaya operasional seperti transportasi ke kantor dan makan siang akan menghilang, muncul biaya baru seperti biaya meeting dengan klien, biaya penambahan paket internet, dan lain-lain.
Lalu apa saja yang harus disiapkan sebelum berhenti bekerja?
- Dana Darurat, hukumnya wajib. Masa-masa adaptasi setelah berhenti bekerja adalah masa-masa kritis dimana Anda butuh dana untuk tetap menopang hidup. Dana darurat ini untuk keperluan bulanan setelah resign jika bisnis Anda masih belum bisa menghasilkan uang. Dana darurat ini di luar modal bisnis, sehingga sangat tidak dianjurkan digunakan untuk bisnis, namun digunakan untuk keperluan keluarga/pribadi. Bagi Anda yang berkeluarga siapkan dana minimal 6x pengeluaran bulanan, untuk Anda yang masih single tanpa tanggungan siapkan minimal 3x pengeluaran bulanan. Ini adalah angka minimal, mengingat tujuannya adalah untuk “bakar kapal” jadi siapkan dana lebih banyak. Dalam penggunaannya, Anda juga harus berhemat.
- Beberapa perusahaan menyediakan fasilitas asuransi kesehatan, kecelakaan, dan bahkan jiwa. Ada juga yang menyediakan asuransi kesehatan untuk keluarga karyawan, juga menanggung biaya melahirkan bagi pasangan. Tentu saja fasilitas ini akan hilang jika Anda berhenti bekerja. Sebelum mengajukan surat resign, buatlah dulu asuransi sesuai kebutuhan Anda dan keluarga. Artikel lengkap mengenai asuransi dapat Anda baca di sini.
- Selain asuransi, yang perlu Anda lakukan sebelum mengajukan surat resign adalah mengajukan aplikasi kartu kredit. Pastikan Anda masih bekerja saat mengajukan aplikasi dan survey kredit ke kantor. Hal ini penting sekali bagi Anda yang belum pernah punya hutang ke bank seperti KPR atau KPA atau kartu kredit. Kenapa? Sebagai karyawan yang punya gaji tetap, aplikasi kartu kredit akan lebih mudah disetujui dibandingkan mereka yang tidak memiliki penghasilan tetap. Kenapa harus membuat kartu kredit? Bukan untuk tujuan konsumtif, namun ini penting untuk membuat “nilai bagus” di Sistem Informasi Debitur (SID) Bank Indonesia. Jika Anda sudah pernah tercatat sebagai orang yang sudah punya kredit di bank dan nilainya bagus –dalam artian bayar tagihan/cicilan selalu tepat waktu dan tidak menunggak— maka akan mudah bagi Anda untuk mengajukan kredit lainnya seperti KPR/KPA, kredit kendaraan, dan lain-lain.
- Dengan tidak teraturnya penghasilan Anda, maka pengaturan keuangan perlu dilakukan sedikit berbeda. Pisahkan rekening pemasukan dan rekening pengeluaran. Rekening pemasukan tentu untuk menerima keuntungan dari bisnis/pembayaran dari klien, lalu buat transfer otomatis sejumlah pengeluaran bulanan setiap bulan ke rekening pengeluaran. Dengan demikian, berapapun pemasukan, pengeluaran akan tetap jumlahnya. Dengan sistem seperti ini Anda akan lebih disiplin dalam pengeluaran dan bisa menyisihkan untuk menabung/berinvestasi.
- Ingat bahwa Anda tidak lagi akan menerima THR atau bonus tahunan, namun pengeluaran tahunan tetap akan ada, seperti mudik, keperluan hari raya, pembayaran STNK/PBB, bahkan liburan tahunan dan lain-lain. Anda perlu menyiapkan sendiri dana tahunan ini dengan mencicil setiap bulannya.
Nah, sudahkah Anda siap untuk resign? Semoga berhasil dan nikmati setiap perjuangannya!
Leave A Comment