Jadi dalam waktu dekat ini Anda akan menikah? Selamat yaaa, sebentar lagi akan menempuh hidup baru. Eh tapi tunggu dulu. Anda sudah tau sifat pasangan Anda, tapi apakah Anda tau mengenai kebiasaan keuangannya?
Menikah berarti mempersatukan dua kepala, dua pemikiran, dan dua ego dalam satu rumah. Dengan ikatan perkawinan maka mau tidak mau hampir semua aspek harus didiskusikan berdua dengan pasangan. Soal keuangan rumah tangga kadang luput dari perhatian kedua pihak baik (calon) suami atau (calon) istri, karena umumnya keduanya disibukkan dengan mempersiapkan biaya pernikahan atau biaya resepsi. Padahal diskusi mengenai biaya pernikahan sendiri bisa dijadikan “pembukaan” untuk bicara tentang keuangan rumah tangga. Apa saja sih yang perlu dibicarakan soal keuangan sebelum menikah?
- Gaji (dan sumber penghasilan)
Soal uang memang sensitif, termasuk gaji. Namun karena Anda berdua akan menikah, keterbukaan soal uang menjadi hal yang wajib diketahui kondisinya oleh kedua pihak. Dengan mengetahui gaji dan sumber penghasilan pasangan dan sebaliknya, setidaknya sudah terbuka pintu kerjasama keuangan saat berumahtangga nanti.
- Hutang
Tidak cuma soal gaji, hutang pun menjadi hal yang penting dikemukakan sebelum menikah. Jangan sampai ada pihak yang merasa tertipu jika setelah menikah baru diberitahukan soal hutang.
- Kebiasaan keuangan
Hal ini bisa saja Anda “baca” di pasangan Anda saat masa pacaran, tapi ada baiknya Anda tanyakan langsung. Contoh kebiasaan keuangan ini adalah bagaimana pasangan Anda membelanjakan uangnya saat di mall, saat membayar makan bersama, atau saat teman/keluarganya butuh bantuan finansial.
- Kondisi keluarga yang terkait ekonominya
Ingat saat menikah nanti, keluarganya akan menjadi keluarga Anda dan juga sebaliknya. Apakah pasangan Anda masih membiayai keluarganya, misalnya membayar biaya kuliah keponakannya, atau membiayai kehidupan adiknya dan lain sebagainya. Bicarakan bagaimana hal ini akan berlangsung setelah menikah nanti.
- Rencana pengaturan keuangan keluarga
Pengaturan keuangan keluarga misalnya siapa yang akan membayar untuk cicilan/kontrak rumah, siapa yang akan menabung untuk persiapan dana melahirkan, atau berapa besar gaji suami yang akan diberikan ke istri sebagai uang istri atau uang belanja, dan lain sebagainya.
Bicara tentang keuangan memang masih dipandang tabu, tapi bukan berarti Anda bisa tutup mata dan menganggap pasangan Anda akan mengurus semua hal tentang keuangan rumah tangga meskipun secara finansial (baik Anda ataupun pasangan) mampu. Terkadang bukan masalah angkanya, namun kondisi emosi dan psikologis. Jika Anda benar-benar peduli dan mencintai pasangan Anda dan kehidupan rumah tangga Anda ke depannya –termasuk mempersiapkan kemungkinan terjadinya resiko-resiko yang tidak diinginkan–, maka hindari gengsi dan turunkan ego untuk bersama membangun rumah tangga dengan pondasi keuangan yang kuat.
Mbak, nanya dong… investasi property vs reksadana itu bagaimana? Mohon pencerahannya, Terima kasih
Halo mbak Fiona, terimakasih pertanyaannya. Saya akan jawab di artikel yaa. Tunggu di website ini.